Kota Dumai berhasil meraih penghargaan Tuberculosis (TB) Award Tahun 2013 se-Propinsi Riau. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas keberhasilan Dumai dalam menanggulangi penyakit Tuberculosis. Penanggulangan TB merupakan salah satu target MDGs (Milenium Development Goals) keenam, yakni memerangi penyakit menular HIV, TB Paru, Malaria dan penyakit menular lainnya yang tertuang di dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2010 – 2014.
Memang, upaya Pengendalian Penyakit Tuberculosis di kota Dumai telah dimulai sejak 2000. Pemerintah berwenang di sana melakukan penanggulangan dengan menggunakan strategi DOTS. Strategi ini terdiri dari lima komponen kunci yang terdiri dari komitmen politis, pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya, pengobatan standar, dengan supervisi dan dukungan bagi pasien, jaminan ketersediaan OAT yang bermutu, Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan
Langkah pertama yang dilakukan sebagai upaya penanggulangan TB adalah menemukan pasien TB yang ada di Dumai. Dengan langkah tersebut diyakini dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB. Pasalnya, warga yang terindikasi TB akan langsung mendapatkan perawatan dari rumah sakit setempat.
Puskesmas mempunyai peran yang besar terhadap jalannya pelaksanaan program ini. Dinas kesehatan disana membentuk kelompok puskesmas pelaksana yang terdiri dari Puskemas Rujukan Mikroskopis dan puskesmas satelit. Puskesmas Dumai Kota dan Dumai Barat menjadi Puskemas Rujukan Mikroskopis, sementara Puskesmas Satelit terdiri dari Puskesmas Medang Kampai, Bumi Ayu, Jayamukti. Bukit Kapur,Bukit Timah,Purnama dan Sungai Sembilan.
Kota Dumai memang berjalan sesuai indokator nasional dalam melaksanakan program ini. Diantaranya Angka Penemuan Pasien baru TB BTA Positif (CDR : Case Detection Rate) dengan target > 70%, Angka Konversi :Persentase pasien baru TB paru BTA Positif yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif dengan target > 80%
Selain itu Angka Kesembuhan (Cure Rate) Persentase pasien baru TB paru BTA Positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara pasien baru TB Paru BTA Positif yang tercatat dengan target > 85%, Angka Kesalahan Laboratorium : Persentase kesalahan pembacaan slide/ sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa pertama setelah uji silang / cross check oleh Balai Laboratorium Kesehatan atau laboratorium rujukan lain, dengan angka kesalahan baca yg bisa ditoleransi maksimal 5%.
Dinas Kesehatan Kota Dumai juga membentuk Tim Gerakan Terpadu Penanggulangan Nasional (Gerdunas) untuk memperlancar pelaksanaan penanggulangan TB. Tim ini dibentuk atas dasar beban yang dianggap berat dalam menanggulangi penyakit ini. Pasalnya TB sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan persoalan sosial lainnya di kota Dumai, serta rendahnya akses untuk mendapatkan pengobatan dan munculnya koinfeksi TB-HIV, sehingga dianggap perlu peran pihak – pihak di luar pemerintah seperti organisasi kemasyarakatan dan Organisasi profesi.
Gerdunas sudah dibentuk sejak tahun 2002 berdasarkan SK Walikota Dumai Nomor : 264/DINKES/VII/2002. Dengan adanya Tim Gerdunas diharapkan seluruh unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta sektor terkait ikut berperan aktif dalam mengatasi permasalahan penyakit TB di kota Dumai. Dan benar saja, usaha dan kerja keras mereka tersebut terbayar dengan perolehan penghargaan Tuberculosis (TB) Award Tahun 2013 se-Propinsi Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar