Jumat, 27 Februari 2015

Prediksi Pertandingan Rayo Vallecano Vs Levante 01 Maret 2015

Pekan depan menjadi ajang perburuan dalam mendapatkan tiga poin tambahan. Kali ini akan menghadirkan Rayo Vallecano yang akan berhadapa dengan Levante pada lanjutan Liga Spanyo pada 01 Maret 2015 di Estadio del Rayo Vallecano (de Vallecas Teresa Rivero) (Madrid) pukul 00.00 WIB. Pertemuan ini akan menjadi laga yang sangat seru dan sayang bila dilewatkan. Berikut ulasan masing-masing tim yang bisa menjadi referensi bagi anda.

Pada pertemuan terakhirnya 28 September 2014 lalu, Rayo Vallecano berhasil menang atas Levante dengan skor 0-2. Tiga pertandingan terakhir yang mempertemukan kedua tim ini, keduanya sama-sama mendapatkan sekali kemenangan, sekali kekalahan dan satu kali hasil imban. Di klasemen, Rayo Vallecano berada di posisi 14 dengan 26 poin, sedangkan Levante berada di posisi 18 dengan 22 poin. Tiga poin tambahan tentu menjadi tambahan untuk tim ini saling mempertahankan posisi di klasemen. 

Tuan rumah pastinya akan menggempur tim tamu dan menampilkan laga panas dan alot. Sebagai tuan rumah, tim ini tidak ingin dipermalukan oleh Levante. Beruntung pada laga terakhirnya Rayo Vallecano berhassil menang sehingga bisa menjadi modal tim ini untuk melakoni laga nanti.  Tim ini mencatatkan hasil buruk pada lima laganya, dimana mereka mendapatkan 1 kemenangan dan 4 pertandingan lainnya mengalami kekalahan dan tidak menghasilkan permainan yang baik.

Levante lebih terpuruk karena berada di zona merah dan harusnya menjauhkan diri dari ini. Pada lima laganya, tim ini mengoleksi 2 pertandingan dengan kemenangan dan 3 pertandingan lainnya mengalami kekalahan.Meski bermain di kandang lawan, namun tim ini tidak akan membiarkan tuan rumah menang begitu saja. Terlebih mereka sangat membutuhkan tiga poin tambahan demi menjauh dari zona degradasi. Berikut ini data statistik kedua tim yang bisa menjadi bahan referensi bagi anda.

Statistic Rayo Vallecano Vs Levante
Head To Head Rayo Vallecano Vs Levante :
28 Sep 2014, Levante 0-2 Rayo Vallecano
02 Feb 2014, Levante 0-0 Rayo Vallecano
16 Jan 2014, Levante 1-0 Rayo Vallecano
Last 5 Match Rayo Vallecano:
22 Feb 2015, Athletic Bilbao 1-0 Rayo Vallecano
16 Feb 2015, Rayo Vallecano 2-0 Villareal
10 Feb 2015, Elche 2-0 Rayo Vallecano
31 Jan 2015, Rayo Vallecano 1-2 Deportivo La Coruna
25 Jan 2015, Atltico Madrid 3-1 Rayo Vallecano

Last 5 Match Levante :

24 Feb 2015, Levante 2-1 Granada
15 Feb 2015, FC Barcelona 5-0 Levante
08 Feb 2015, Levante 4-1 Malaga
01 Feb 2015, Levante 0-2 Athletic Bilbao
25 Jan 2015, Villareal 1-0 Levante
Starting Line Up Rayo Vallecano Vs Levante :
Rayo Vallecano : Toño – Zé Castro – Morcillo – A. Ba – J. Aquino – Roberto Trashorras – G. Kakuta – Raúl Baena – Jozabed – M. Fatau -Manucho
Levante : Diego Mariño – David Navarro – N. Karabelas – L. Vyntra – Iván -M. Sissoko -Simão Junior – Víctor Casadesús – A. Ivanschitz – David Barral – José Luis Morales

Prediksi Pertandingan Rayo Vallecano Vs Levante 01 Maret 2015
Rayo Vallecano 1 – 0 Levante

Ingin tahu bagaimana prediksi sepakbola pada liga-liga lainnya? Silakan kunjungi web kami di www.bookie7.co. Dapatkan juga informasi seputar bola lainnya seperti hasil pertandingan dan berita bola hanya di www.bookie7.co

Rabu, 11 Februari 2015

Ingin Berobat Gratis, Ayo Daftarkan Diri ke BPJS

Penduduk Indonesia seharusnya tidak perlu kuatir lagi untuk berobat jika mengalami sakit tertentu. Pasalnya terhitung sejak 1 Januari 2014, pemerintah sudah menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional  (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program ini bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat sebagai fasilitas asuransi kesehatan bagi seluruh warga negara Indonesia.

Sayang, BPJS masih belum banyak diketahui oleh masyarakat, sehingga banyak ada kalangan yang enggan berobat karena takut akan mahalnya biaya rumah sakit. Alhasil mereka bertahan dengan sakit yang diderita hingga berakhir dengan nyawa. Padahal setiap orang wajib menjadi Anggota BPJS Kesehatan, bahkan warga negara asing yang tinggal di Indonesia sekalipun.

Permasalahan lain adalah ketika masyarakat yang sudah mengetahui adanya BPJS enggan mengurus  jaminan kesehatan ini. Biasanya mereka berpikir akan menjalani birokrasi dan persyaratan administrasi yang ribet untuk mengurus BPJS. Alih-alih berusaha untuk mengurus, memikirkan untuk mengantri saja sudah membuat malas untuk beranjak pergi.  Padahal hanya butuh waktu 15 menit untuk pengurusan keanggotaan BPJS.

Hal ini menjadi tanggungjawab dari stakeholder kesehatan untuk gencar memberikan arahan kepada masyarakat tentang tata cara mengurus BPJS. Masyarakat membutuhkan informasi yang pasti tentang teknis pelaksanaan BPJS. Misalnya informasi tentang manfaat, iuran dan pendaftaran kepesertaan.

Hal ini yang diungkapkan oleh Kepala Dinas KesehatanProvinsi Riau, Zainal Arifin SKM, M.Kes. “Tentunya dengan sosialisasi secara berkesinambungan akan membuat program baru pemerintah ini berjalan sesuai yang diharapkan. Namun harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, pasalnya tingkat sosial budaya bangsa Indonesi yang berbeda-beda akan menjadi kesulitan tersendiri bagi petugas untuk melakukan sosialisasi,” ungkap Zainal beberapa waktu lalu.

Sementara itu, tercatat hingga Februari 2014 lalu, Sebanyak 1,8 juta jiwa warga Provinsi Riau telah terdaftar sebagai peserta BPJS. Padahal BPJS Kesehatan Riau mengincar 9,5 Juta Peserta.  Hal ini berarti masih banyak warga Riau belum mendaftakan diri sebagai peserta BPJS.
Cara mendaftar anggota BPJS Kesehatan:

Keanggotaan BPJS sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang terdiri dari fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Selain itu juga Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI). Bedanya untuk peserta PBI, premi akan ditanggung oleh pemerintah sedangkan untuk peserta Non-PBI premi harus ditanggung sendiri.

Sedangkan untuk karyawan di sebuah perusahaan yang sebelumnya menggunakan Jamsostek bisa langsung mendaftarkan keanggotaan BPJS melalui perusahaanya. Perwakilan perusahaanlah yang nanti akan datang ke kantor BPJS untuk mengurus semuanya termasuk membayar premi. Karyawan akan mendapatkan kartu anggota BPJS (non-PBI).

Bagi anda yang saat ini belum terdaftar sebagai peserta BPJS, sebaiknya segera mendaftarkan diri anda agar investasi kesehatan diri anda sudah terjaga sejak dini. Berikut ini cara bagaimana mendaftar menjadi anggota BPJS:
1. Langkah pertama adalah dengan mendatangi kantor BPJS yang ada di tingkat kabupaten atau juga provinsi.
2. Anda harus melampirkan 1 foto (3x4) berwarna terbaru dan mengisi formulir dari petugas yang harus sesuai dengan kartu identitas pada KTP/KK/SIM/Paspor.
3. Anda akan diberi virtual account, yang nantinya akan digunakan sebagai nomor transaksi pembayaran premi.
4. Bila Anda peserta Non-BPI maka diwajibkan untuk membayar iuran terlebih dahulu. Besarnya jumlah iuran ditentukan oleh kelas premi, untuk kelas 1 wajib membayar Rp 59.500,00 per bulan, kelas 2 Rp 45.500,00 per bulan dan kelas 3 Rp 25.500,00 per bulan. Setelah melakukan pembayaran maka Anda sudah resmi menjadi anggota BPJS kesehatan.
5. Untuk Peserta BPI setelah menerima virtual account maka sudah dinyatakan resmi menjadi Anggota BPJS kesehatan dan akan mendapatkan kartu keangotaanya. Ini dikarenakan premi sudah ditanggung oleh pemerintah.

Anda tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukan pendataran ini. Jadi jangan ragu untuk mengunjungi kantor BPJS terdekat di wilayah anda.  Saat ini BPJS memiliki 105 kantor operasional kabupaten yang tersebar di 12 divisi regional. Masyarakat juga bisa menghubungi call center di 500400. Bisa juga melalui internet dan mobile dengan mengakses www.bpjs-kesehatan.go.id. Masyarakat juga bisa mendatangi BPJS Center atau posko BPJS 24 jam yang tersedia di kantor perwakilan dan divisi regional.

Iuran yang Harus Dibayar Peserta BPJS
Berikut ini rincian yang harus dibayar dengan ketentuan dibawah ini:
1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.

3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.

4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.

5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:
a. Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
b. Sebesar Rp.42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) 
per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang 
perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) 
per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan
Perbedaan jumlah premi hanyalah untuk pembeda jenis kamar perawatan. Sementara layanan dokter dan obat, semua pasien mendapatkan hak yang sama.  Mudah bukan? Kemudahan ini seharusnya sudah anda nikmati sebagai bentuk pelayanan pemerintah untuk masyarakatnya. Jadi tidak ada alasan sakit yang tidak bisa terobati karena alasan tidak memiliki biaya.

Kamis, 20 November 2014

JAMKESDA Siak MENGGURITA

Lalu lalang kendaraan di Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah menunjukan kemegahan Kabupaten yang mendapat julukan negeri istana ini. Pemerintah Kabupaten Siak memang telah menunjukan performanya dalam meningkatkan bangunan infrastruktur penunjang perekonomian. Tidak hanya itu, mereka kini fokus memberikan pelayanan kesehatan gratis melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

“Sakit itu mahal”, kalimat ini yang akan terfikir jika seseorang menderita gangguan kesehatan, terlebih untuk warga dengan ekonomi menengah kebawah. Bayangan tentang tingginya biaya yang harus dikeluarkan membuat kondisi kejiwaan penderita semakin tertekan. Akhirnya, penyakit hanya didiamkan hingga pasien tidak tertolong.

Pemerintah Kabupaten Siak kini gencar memberikan pelayanan kesehatan gratis untuk warga melalui - Jaminan Kesehatan Daerah-Jamkesda. Masyarakat bisa bernafas lega untuk berbobat, karena mereka tidak lagi harus memikirkan tingginya biaya pengobatan di rumah sakit. Biaya pengobatan gratis tersebut berlaku untuk seluruh penyakit ringan, hingga penyakit yang tergolong berat.

Jamkesda Kabupaten Siak merupakan Jaminan kesehatan berkala daerah yang pembiayaan, kepesertaan, pelayanan kesehatan dan pengorganisasiaanya ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Siak. Dengan mengantongi kartu Jamkesda masyarakat dijamin bisa berobat tanpa dikenakan biaya.

Program ini sudah mulai berjalan pada tahun 2012. Adapun sumber dana yang digunakan untuk pelaksanaan program Jamkesda tersebut berasal dari Anggaran Penerimaan Belanja Daerah - APBD Kabupaten Siak tahun 2013.

Anggaran kesehatan pada tahun 2011 mencapai hampir 800 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2012 meningkat drastis menjadi menjadi 10.70 miliar rupiah. Jumlah ini digunakan untuk pelayanan kesehatan prima masyarakat yang tidak tertanggung Jaminan Kesehatan Masyarakat-Jamkesmas, Asuransi Kesehatan-Askes, Asabri, Jamsostek dan Lain-lain. Anggaran tersebut sejalan dengan digalakannya program Jamkesda di Siak

Data sementara menunjukan jumlah warga yang penerima kartu Jamkesda sebanyak 250 ribu warga. Jumlah ini akan meningkat mengingat ada beberapa desa yang belum menyerahkan data warganya. Kartu Jamkesda akan segera didistribusikan kepada warga yang memenuhi kualifikasi sebagai penerima kartu.

Bagaimana cara mendapatkan kartu Jamkesda?
Jamkesda Siak hanya berlaku untuk warga yang secara administrasi terdaftar sebagai warga Kabupaten Siak. Warga harus mempunyai tanda bukti berupa Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga Siak, dan membawa surat rujukan dari Puskesmas terdekat.
Penyelenggaraan Jamkesda Kabupaten Siak
 
Warga yang sakit nantinya akan mendapatkan pelayanan kesehatan terstruktur dan berjenjang. Adapun struktur dan jenjang tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita warga. Antara lain Pelayanan Kesehatan Tingkat Satu, warga akan dirawat di RSUD Kabupaten Siak  atau RSUD Pelalawan dengan membawa surat rujukan dari Puskesmas.

Sedangkan pelayanan kesehatan tingkat dua, warga akan dirawat di RSUD Arifin Achmad dan RS Swasta yang mempunyai kerjasama dengan Dinas Kabupaten Siak, yakni Rumah Sakit Ibnu Sina.Pasien harus membawa surat rujukan dari RSUD Kabupaten dan Surat Jaminan Kesehatan Pelayanan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.
 
Sementara itu untuk pelayanan tingkat tiga, warga akan dirawat di rumah sakit tipe A yang melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, yakni RS Cipto Mangunkusumo dan RS Jantung Harapan Kita di Jakarta.
 
Kebijakan pelayanan kesehatan yang juga diberikan diantaranya, Pasien dirawat di Rumah Sakit dengan memperoleh perawatan kelas tiga,  pelayanan diluar kelas tersebut ditanggung sendiri oleh pasien. Selain itu, pasien kondisi gawat darurat dapat langsung mendapat pelayanan tanpa surat rujukan sesuai dengan ketentuan UGD yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan  dalam Jamkesmas.

Pelayanan ICU di RS ditentukan sesuai dengan indikasi medis dan bukan indikasi sosial. Selain itu Pelayanan obat untuk rujukan dokter spesialis dan rawat inap tingkat lanjutan di rumah sakit umum milik pemerintah, menggunakan obat generik serta obat-obatan non generik yang sangat dibutuhkan dengan persetujuan Komite Medik rumah sakit yang bersangkutan.

Fasilitas semakin ditingkatkan
Sejalan dengan program gratis tersebut, Pemerintah Kabupaten Siak juga berbenah untuk peningkatan sarana dan prasarana pendukung kesehatan.  Kini tiap desa sudah mempunyai fasilitas dan tenaga kesehatan sendiri, sehingga warga yang sakit tidak perlu akses yang jauh untuk berobat.
Kabupaten Siak memiliki satu unit RSUD, Puskesmas sebanyak 15 unit, 76 unit Puskesmas pembantu, Polindes sebanyak 58 unit dan Poskesdes 43 unit, fasilitas tersebut menjangkau 14 Kecamatan, 121 desa, dan Kelurahan di Kabupaten Siak.   

Dalam Rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat luas, Pemerintah Kabupaten Siak mendayagunakan tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum sebanyak 61 orang, dokter spesialis 11 orang, dokter gigi 15 orang, bidan sebanyak 408 orang, 389 perawat, 33 orang tenaga farmasi, tenaga gizi 21 orang, tenaga kesehatan masyarakat 37 orangdan tenaga sanitasi 29 orang.

Selain itu Pemkab juga menyelenggarakan kerjasama lintas batas dengan kabupaten terdekat yakni Bengkalis, Pelalawan, Meranti, Dumai, serta Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Warga didaerah tersebut bisa berobat di Kabupaten Siak atau sebaliknya secara gratis dengan biaya ditanggung oleh Pemda masing-masing. (Tulisan diambil dari Majalah Kesehatan Siak)

Rabu, 19 November 2014

Dumai, Peraih TB Award Tahun 2013 se-Propinsi Riau

Kota Dumai berhasil meraih penghargaan Tuberculosis (TB) Award Tahun 2013 se-Propinsi Riau. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas keberhasilan Dumai dalam menanggulangi penyakit Tuberculosis. Penanggulangan TB merupakan salah satu target MDGs (Milenium Development Goals) keenam, yakni memerangi penyakit menular HIV, TB Paru, Malaria dan penyakit menular lainnya yang tertuang di dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2010 – 2014.

Memang, upaya Pengendalian Penyakit Tuberculosis di kota Dumai telah dimulai sejak 2000. Pemerintah berwenang di sana melakukan penanggulangan dengan menggunakan strategi DOTS. Strategi ini terdiri dari lima komponen kunci yang terdiri dari komitmen politis, pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya, pengobatan standar, dengan supervisi dan dukungan bagi pasien, jaminan ketersediaan OAT yang bermutu, Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan

Langkah pertama yang dilakukan sebagai upaya penanggulangan TB adalah menemukan pasien TB yang ada di Dumai. Dengan langkah tersebut diyakini dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB. Pasalnya, warga yang terindikasi TB akan langsung mendapatkan perawatan dari rumah sakit setempat.

Puskesmas mempunyai peran yang besar terhadap jalannya pelaksanaan program ini. Dinas kesehatan disana membentuk kelompok puskesmas pelaksana yang terdiri dari Puskemas Rujukan Mikroskopis dan puskesmas satelit. Puskesmas Dumai Kota dan Dumai Barat menjadi Puskemas Rujukan Mikroskopis, sementara  Puskesmas Satelit terdiri dari Puskesmas Medang Kampai, Bumi Ayu, Jayamukti. Bukit Kapur,Bukit Timah,Purnama dan Sungai Sembilan.

Kota Dumai memang berjalan sesuai indokator nasional dalam melaksanakan program ini. Diantaranya Angka Penemuan Pasien baru TB BTA Positif (CDR : Case Detection Rate) dengan target > 70%, Angka Konversi :Persentase pasien baru TB paru BTA Positif yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif dengan target > 80%

Selain itu Angka Kesembuhan (Cure Rate) Persentase pasien baru TB paru BTA Positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara pasien baru TB Paru BTA Positif yang tercatat dengan target > 85%, Angka Kesalahan Laboratorium : Persentase kesalahan pembacaan slide/ sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa pertama setelah uji silang / cross check oleh Balai Laboratorium Kesehatan atau laboratorium rujukan lain, dengan angka kesalahan baca yg bisa ditoleransi maksimal 5%.

Dinas Kesehatan Kota Dumai juga membentuk Tim Gerakan Terpadu Penanggulangan Nasional (Gerdunas) untuk memperlancar pelaksanaan penanggulangan TB. Tim ini dibentuk atas dasar beban yang dianggap berat dalam menanggulangi penyakit ini. Pasalnya TB sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan persoalan sosial lainnya di kota Dumai, serta rendahnya akses untuk mendapatkan pengobatan dan munculnya koinfeksi TB-HIV, sehingga dianggap perlu peran pihak – pihak di luar pemerintah seperti organisasi kemasyarakatan dan Organisasi profesi.

Gerdunas sudah dibentuk sejak tahun 2002  berdasarkan SK Walikota Dumai Nomor : 264/DINKES/VII/2002. Dengan adanya Tim Gerdunas diharapkan seluruh unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta sektor terkait ikut berperan aktif dalam mengatasi permasalahan penyakit TB di kota Dumai. Dan benar saja, usaha dan kerja keras mereka tersebut  terbayar dengan perolehan penghargaan Tuberculosis (TB) Award Tahun 2013 se-Propinsi Riau.

Sabtu, 15 November 2014

Sejarah Perang Mu’tah – Kemarahan Rasulullah Saat Utusannya Dibunuh Romawi Nasrani

Sejarah Perang Mu’tah terjadi ketika perwakilan Nabi Muhammad SAW, al-Harits bin Umair yang hendak ke menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra dibunuh oleh kaum Romawi Timur. Al-Harits bin Umair ditangkap dan dipenggal oleh Syurahbil bin Amr, seorang gubernur wilayah Balqa di Syam. Sontak saja ini menuai kemarahan dalam diri umat Muslim. Membunuh perwakilan, sama artinya dengan mengajak perang.

Pasukan yang harus dihadapi Rasulullah sangat besar yakni 200 ribu orang. Sementara pasukan sang nabi Allah ini hanya 3000 pasukan saja. Perang ini terjadi pada tahun 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah di kampung Mu’tah di sebelah timur Sungai Yordan dan Al Karak. Perang ini menjadi langkah awal Muslim untuk menakhlukan negeri-negeri Nasrani.

Setelah mengumumkan perang Rasulullah lalu bersabda bahwa Ia memerintahkan Zaid bin Haritsah untuk memimpin perang. Jika nantinya Zaid syahid di medan perang, maka digantikan dengan Ja’far bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Dan Jika Ja’far mati syahid maka Abdullah bin Rawahah penggantinya. Ini merupakan kali pertama Rasulullah mengutus tiga panglimanya sekaligus. Nabi SAW sadar bahwa kekuatan militer Romawi saat itu sangat besar, pasukan Romawi tersebut juga mendapat bantuan dari dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih seratus ribu prajurit.

Tentara Muslimin lalu berangkat ke medan perang dan berhenti di Ma’an wilayah Syam. Sempat terbesit keraguan karena akan melawan 200 ribu pasukan. Namun Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‘anhu sang panglima no 3 menyemangati pasukannya untuk terus berperang demi menegakkan agama Allah. Baginya hanya ada dua pilihan ketika melawan laknatullah, menang atau mati syahid. Pasukan lalu kembali bersemangat dan berangkat untuk menuju Balqa tempat musuh berada. Inilah bukti tentang keberanian para sahabat dalam jihad memerangi musuh-musuh Allah.

Kedua pasukan ini pun bertemu. Pada saat terjadi perang, tentara muslim dibagi menjadi lima pasukan, yaitu: pasukan depan, belakang, kanan, kiri, dan tengah sebagai pasukan inti. Sementara itu pusat perhatian musuh tertuju kepada pembawa bendera kaum muslimin dan keberanian para panglima Islam dalam maju memerangi musuh, hingga mati syahidlah panglima pertama, Zaid bin Haritsa radhiallahu ‘anhu. Lalu bendara perang diambil oleh panglima kedua, Ja’far bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu.

Beliau berperang habis-habisan hingga tangan kannya terputus, lalu bendera dibawa dengan tangannya kirinya hingga terputus pula dan merangkul bendera dengan dadanya hingga terbunuh. Sebagai balasannya, Allah menggantikan kedua tangannya dengan dua sayap agar di surga ia dapat terbang ke mana saja. Setelah beliau syahid ditemukan pada tubuhnya terdapat 90 luka lebih antara tebasan pedang, tusukan panah atau tombak yang menunjukkan keberaniannya dalam menyerang musuh.

Panglima ketiga pun maju. Dengan membawa bendera perang, Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‘anhu dan berperang hingga mati syahid menyusul kedua rekannya. Agar bendera perang tidak jatuh maka mereka mengangkatnya dan bersepakat untuk menyerahkannya kepada Khalid bin Walid radhiallahu ‘anhu, maka beliau membawa bendera perang.

Akhirnya sang tentara yang tidak pernah kalah ini kembali memenangkan pertarungan. Khalid radhiallahu ‘anhu mengubah siasat perang yang membuat lawannya gentar. Ia mengubah posisi pasukannya dari semula; yaitu pasukan depan ke belakang dan sebaliknya, pasukan kanan ke kiri dan sebaliknya. Hal ini membuat musuh ketakutan karena mengira kaum muslimin mendapat bantuan tentara yang baru dan menimbulkan rasa takut dalam hati mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab kekalahan tentara laknatullah.

Setelah banyak menumpas musuh, akhirnya Khalid  radhiallahu ‘anhu menilai bahwa tentara Muslimin tidak lagi menjadi lawan bagi kaum nasrani. Jumlah mereka pun semakin sedikit karena menderita kekalahan dari kaum muslim. Ia lalu manarik mundur pasukannya dan membawa mereka selamat hingga Madinah.

Sementara lawan, tidak memiliki kekuatan untuk mengejar dan kuatir bahwa langkah penarikan mundur kaum mulisim tersebut merupakan taktik untuk mengajak Romawi menuju medan perang yang lebih terbuka di padang pasir. Hal ini tentu akan semakin merugikan Romawi.

Sementara itu di Madinah sendiri Rasulullah yang menerima kabar kematian tiga panglimanya lalu naik mimbar dalam keadaan sedih meneteskan air mata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedih atas kematian tiga panglimanya. Beliau berusaha menentramkan jiwa keluarga ketiga panglima tersebut untuk bersabar terhadap musibah. Ia lalu mendatangi kediaman keluarga keluarga Ja’far dan menghibur mereka serta membuatkan makanan untuk mereka.

Masih banyak perang lain yang melibatkan kaum muslimin dengan para laknatullah. Anda bisa membacanya dengan mengunjungi langsung www.tintasejarah.com. Dapatkan informasi tentang sejarah masa lampau baik sejarah kota, sejarah tempat, sejarah perang, dan berbagai kisah lampau yang menarik lainnya. Pastinya semua yang kami sajikan akan menarik anda pada pengalaman masa lalu yang belum anda ketahui selama ini.

Jumat, 14 November 2014

Akper Pemprov Riau, Wujudkan Derajat Kesehatan yang Optimal

Akademi Keperawatan Provinsi Riau berpartisipasi aktif dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) khusus bidang kesehatan. Lulusan Akper Pemprov Riau diharapkan menjadi tenaga kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu kesehatan dan pelayanan kesehatan. Mereka juga dituntut untuk mampu bersaing profesional di bidang pemerintahan maupun swasta di manapun mereka berada.

Akper yang telah mengalami proses dikonversi dari SPK pada 2003 ini, mempunyai visi menghasilkan tenaga perawat professional yang berkualitas berkepribadian dan agamis serta mampu bersaing dalam era globalisasi.

Pencapaian visi tersebut dilakukan dengan penerapan proses belajar mengajar yang bermutu dan berkualitas. Pelaksanaan pengembangan Ilmu pengetahuan dengan terus melakukan penelitian-penelitian serta meningkatkan pengabdian kepada masyarakat. Dengan cara tersebut diharapkan lulusan yang dihasilkan adalah  lulusan yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan visinya.

Pembangunan Akper Pemprov Riau sejalan dengan arah dan tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia. Institusi ini semakin penting karena dengan peran dan fungsinya tenaga kesehatan mampu mendukung derajat kesehatan di Indonesia.

Pendirian Akper Pemprov Riau dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya tuntunan masyarakat akan keberadaan tenaga kesehatan. Jumlah lulusan SPK di Propinsi Riau sebanyak 1492 Orang, Program pendidikan bidan A berjumlah 1007 orang sedangkan lulusan D III hanya 1888 Orang. Yang tersebar diseluruh  rumah sakit, Puskesmas dan bidan desa.

Padahal pembangunan kesehatan pada PJP II lebih diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat  serta meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan masyarakat yang seharusnya semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, serta meningkatkan gizi dan membudayakan hidup bersih dan sehat didukung dengan pembagunan pemukiman yang layak. Arah ini tentunya membutuhkan jumlah tenaga kesehatan dalam jumlah yang banyak serta berketrampilan.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa arus globalisasi dan informasi disegala aspek kehidupan manusia dirasakan semakain pesat dan komplek,  hal ini  juga memberikan dampak yang sangat besar karena kiut memberikan warna terhadap semakin meningkatnya kebutuhan akan mutu pelayanan kesehatan  pada masyarakat.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dijelaskan pengembangan tenaga kesehatan dimasa yang akan datang diharapkan mempunyai latar belakang pendidikan SMA yang dapat  mengikuti  pendidikan dibidang kesehatan yang profesional adalah tenaga kesehatan dengan latar belakang pendidikan minimal Diploma III termasuk disini tenaga keperawatan yang dpat memberikan pelayanan kesehatan dengan terampil dan mempunyai ilmu pengetahuan.

Keberadaaa Akper Pemprov Riau diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) kejenjang yang professional dibutuhkan pengembangan pendidikan keperawatam kejenjang  yang lebih tinggi, sehingga dapat  memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan  keterampilan ilmu pengetahuan yang memadai.

Akper Pemprov Riau juga turut mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh rakyat  Indonesia dengan melaksanakan berbagai upaya kesehatan secara terus menerus, yang diselenggarakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan dengan terus meningkatkan metodelogi dan teknologi dibidang kesehatan.

Kamis, 13 November 2014

Puskesmas Sungai Apit, Inovasi Program Menyentuh Masyarakat.

Besar dan megah, begitulah kesan pertama ketika melihat Puskesmas Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Sebagai sarana penolong pertama  pasien, puskesmas ini memang  mempunyai infrastruktur bangunan yang lebih besar dibanding puskesmas-puskesmas di kecamatan lain yang ada di Siak.

Puskesmas Sungai Apit dibangun sekitar tahun 1974, saat ini membawahi tujuh Puskesmas Pembantu (Pustu), empat Pondok Bersalin Desa (Polindes), dan lima Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Kunjungan di puskesmas ini bisa mencapai 600 pasien perbulan. Jumlah tersebut selalu terlayani dengan jumlah tenaga kesehatan yang memadai yakni, 51 tenaga medis.  Puskesmas juga didukung dengan kelengkapan fasilitas, serta obat-obatan yang selalu tersedia.

Selain fokus dengan penyembuhan pasien dan sarana prasarana, Puskesmas ini juga breinovasi dengan program-program yang semakin mendekatkan puskesmas dengan masyarakat.  Diantara program- program tersebut adalah Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Poli Lansia.

PKPR, Kepedulian untuk Remaja
‘Ingin Mencoba Semua’. Begitulah kehidupan remaja. Generasi penerus ini terkadang harus terjebak pada proses pencarian jati diri yang masih abu-abu. Alih-alih mencoba semua yang positif, pemahaman mereka tentang jati diri juga terkadang membawa mereka terseret pada hal-hal negatif. Terlebih dengan perkembangan teknologi yang tidak dimanfaatkan secara positif.  Seperti Seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan masih banyak persoalan masa muda.

Puskesmas Sungai Apit mengambil andil  mencoba menekan berbagai permasalahan remaja dengan Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Program ini sudah dimulai sejak tahun 2009 dan berkelanjutan hingga saat ini.

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menggalakan kampanye ‘Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)’. Bekerjasama dengan sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, kampanye ini kian gencar dilakukan dengan materi pemahaman tentang Kesehatan Reproduksi, Narkoba, Gaya Hidup/Pornografi dan Materi Inti  tentang HIV/AIDS.

Ketua Tim PKPR Puskesmas Sungai Apit Ns Desy Yarsina, S.Kep. Ka  mengatakan, kampanye ABAT memberikan progres yang meningkat dari waktu ke waktu. Siswa menjadi lebih paham tentang berbagai permasalahan tentang materi yang disajikan. Terutama tentang reproduksi dan seks yang masih dianggap tabu jika didiskusikan bersama orang tua.

“Awalnya siswa sangat awam dengan topik-topik yang disajikan, misalnya ketebukaan dengan orang tua tentang masalah seks dan reproduksi itu masih minim, dengan adanya kampanye dari kita, dapat menjawab pertanyaan yang selama ini tidak mereka temukan jawabannya dari orang tua,” ungkap Desy.

Sementara itu pihak sekolah juga turut membantu dalam proses kampanye ini. Misalnya saja dalam proses pengumpulan data siswa, dan turut serta dalam kegiatan tes kehamilan siswi-siswi. Selain sekolah, terkadang pihak ketiga juga turut andil dalam kampanye, seperti CSR Kondur Petrolium yang beberapa waktu lalu ikut serta memberikan materi tentang permasalahan remaja. 

Sebanyak 12 sekolah SMP dan SMA di Sungai Apit sudah mendapat ‘jatah’ kampanye. Namun kegiatan ini akan terus berjalan demi meningkatkan pengetahuan siswa tentang berbagai permasalaha remaja, sehingga dapat nantinya berpengaruh positif dan dapat dihindari.

Konseling kesehatan Remaja
Selain kampanye, kegiatan lagi yang masuk dalam program PKBR adalah Konseling Kesehatan remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas dan ditangani oleh tim dari PKBR. Variatif dari siswa yang datang biasanya kebanyakan berasal dari siswa yang mempunyai permasalah dengan urusan kewanitaa, misalnya menstruasi yang tidak lancar, sakit saat menstruasi serta permasalahan-permasalahan reproduksi lainnya.

Tim ini juga menggagas untuk bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam upaya mengkader siswa dan siswinya sebagai kader kesehatan remaja. Para Kader Kesehatan Remaja akan mendapat pembinaan oleh pihak puskesmas dan sekolah. Nantinya ilmu yang mereka dapatkan akan dibagikan ke siswa dan siswi lainnya. Hal ini bertujuan karena penyampaian oleh teman sebaya lebih bisa mempengaruhi remaja lainnya.

Terobosan lain yang ingin dikembangkan adalah upaya kerjasama antara pihak puskesmas dan kepolisian setempat, dengan melakukan razia-razia tempat-tempat yang biasanya bersumber hal-hal negatif yang bisa ditiru remaja. 

Kepedulian semua pihak terhadap kepelikan kehidupan remaja memang sangat dibutuhkan. Terutama kepedulian orang tua yang menjadi ujung tombak dari seluruh pengawasan anak. Karena tanpa pengawasan orang tua, berbagai upaya yang dilakukan semua pihak baik puskesmas, sekolah dan kepolisian tidak berjalan secara makasimal.

Poli Lansia, perhatikan kesehatan pasien usia lanjut
Pasien usia lanjut juga menjadi perhatian Puskesmas Sungai Apit yakni dengan membentuk Poli khusus yang akan memberikan pelayanan kepada orang tua untuk berobat, yakni oli Lanjut Usia (Poli Lansia). Poli Lansia sudah berjalan dibeberapa Kec. lain di Siak dan untuk Puskesmas Sungai Apit Poli ini sudah berjalan sejak 2010.

Melalui program Poli Lansia puskesmas memberlakukan pelayanan one stop service, dimana lansia mendapat pelayanan mulai dari pendaftaran sampai mendapat obat dilaksanakan satu paket di satu ruang. Dengan begitu lansia tidak perlu berpindah tempat dan antre lagi untuk pelayanan lainnya dalam puskesmas. Selain itu mereka juga mendapat pelayanan khusus ketika akan berobat.

Poli lansia terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya, melaksanakan pemeriksaan dan pengobatan Lansia, melaksanakan konseling penyakit, melakukan rujukan kasus ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat dan benar, melaksanakan dan mengelola administrasi, serta bekerjasama dengan bidan wilayah untuk mengikuti Posyandu Lansia.

Program lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di klinik saja, tetapi juga pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan masyarakat. Misalnya senam lansia setiap minggu, namun kegiatan ini tidak berjalan berkelanjutan, karena aktivitas lain para lansia.

Dengan berbagai program ini diharapakan Puskesmas Sungai Apit tetap berkiprah dengan berbagai inovasi yang semakin mendekatkan puskesmas dengan masyarakat. Tidak hanya infrastrukturnya yang megah, diharap pelayanan juga dapat mewakili kemegahan bangunannya. (Tulisan diambil dari majalah kesehatan Siak)